Pontianak – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kalimantan Barat kembali menggelar Karya Latihan Bantuan Hukum (KALABAHU) Angkatan ke-2, sebuah program yang menjadi momentum penting dalam membentuk generasi baru aktivis hukum.
Acara ini resmi dibuka dalam Studium Generale di Ruang Mini Teater Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, Senin (21/10/2024). Dan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat serta peserta terpilih yang lolos dari serangkaian seleksi ketat.
Acara pembukaan ini mengangkat tema “Orkestra Ruang Sipil, Merebut Daulat Rakyat dengan Nyanyian Perlawanan”, sebuah tema yang menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat sipil dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Ketua LBH Kalbar, Ivan Wagner, menekankan pentingnya KALABAHU sebagai program vital yang mempersiapkan aktivis hukum muda untuk bergerak membela hak-hak rakyat yang terpinggirkan dan memperjuangkan keadilan di tengah masyarakat.
“KALABAHU bukan hanya pelatihan hukum biasa, tetapi juga ruang perlawanan. Kami mempersiapkan para peserta untuk menjadi advokat yang siap bergerak bersama rakyat menghadapi ketidakadilan yang sistemik,” ungkap Ivan Wagner penuh semangat.
Orasi Pembuka oleh Tokoh-Tokoh Inspiratif
Dalam Studium Generale ini, hadir dua pembicara besar yang menyemarakkan diskusi, yaitu Romo Andang Binawan, SJ, seorang aktivis kemanusiaan dan pemikir sosial yang telah lama memperjuangkan hak-hak asasi, serta Moh. Fadhil, M.H., dosen hukum dari IAIN Pontianak. Keduanya menyampaikan gagasan mendalam mengenai peran masyarakat sipil dalam melawan ketidakadilan yang sering kali muncul dari kekuatan ekonomi dan politik.
Romo Andang menegaskan bahwa perjuangan hak asasi manusia tidak akan berhasil tanpa peran aktif masyarakat sipil. Menurutnya, rakyat harus berani menyuarakan perlawanan terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan. “Nyanyian perlawanan rakyat adalah kekuatan kolektif yang bisa mengubah wajah bangsa,” tegasnya dengan penuh optimisme.
Sementara itu, Moh. Fadhil menyampaikan pandangannya bahwa hukum kerap dijadikan senjata oleh penguasa untuk melanggengkan status quo. “Sering kali, hukum tidak lagi menjadi instrumen keadilan, tetapi justru menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan. Inilah yang harus kita lawan,” ujar Fadhil, memantik semangat para peserta KALABAHU.
Dukungan Kuat dari Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil
Acara pembukaan ini tidak hanya dihadiri oleh peserta KALABAHU, tetapi juga sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat sipil seperti Lembaga Gemawan, WALHI Kalbar, AMAN Kalbar, dan Sadap Indonesia. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan yang kuat terhadap upaya bersama dalam membela hak-hak rakyat, terutama di wilayah Kalimantan Barat yang kerap menjadi arena konflik kepentingan antara masyarakat adat dan pihak-pihak yang berkuasa.
Pelatihan Intensif untuk Mencetak Aktivisme Hukum untuk Perjuangan
Selama dua minggu ke depan, 20 peserta terpilih KALABAHU Angkatan ke-2 ini akan menjalani pelatihan intensif, baik secara in class maupun out class. Mereka akan dibekali materi-materi praktis mengenai bantuan hukum dan advokasi, dengan harapan pengetahuan ini dapat diterapkan langsung dalam kehidupan nyata. Program ini diharapkan mampu melahirkan aktivisme-aktivisme baru yang siap mengabdi untuk kepentingan masyarakat luas, terutama mereka yang sering kali terpinggirkan dari akses keadilan.
“Kami berharap KALABAHU Angkatan ke-2 ini bisa melahirkan pejuang-pejuang baru yang akan mengabdikan diri bagi masyarakat dan bergerak di jalur perlawanan yang berpihak pada rakyat,” ujar Ivan Wagner, optimis.
Semangat Kolektif untuk Perubahan
Suasana antusiasme tinggi yang terpancar dari para peserta dan tamu undangan dalam Studium Generale ini diharapkan menjadi modal besar bagi perjalanan KALABAHU Angkatan ke-2. Semangat kolektif yang dibangun dalam acara pembuka ini diharapkan dapat terus mengalir selama pelatihan berlangsung, memberikan energi bagi para calon Pemberi Bantuan Hukum (PBH) untuk terus bergerak membela hak-hak rakyat dan menuntut keadilan.
Dengan tema besar “Orkestra Ruang Sipil, KALABAHU kali ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran hukum, tetapi juga ruang untuk mengkaji lebih dalam dinamika pergerakan sipil di Kalbar. Para peserta didorong untuk mengembangkan pemikiran kritis dan menjadi bagian dari nyanyian perlawanan yang menguatkan solidaritas rakyat dalam menghadapi berbagai tantangan sistemik.
KALABAHU Angkatan ke-2 LBH Kalbar resmi dimulai, dan suara perlawanan baru telah menggema. Kini saatnya para peserta bergerak bersama rakyat, menuntut hak, dan merebut keadilan yang hakiki.