Peringatan 16 HAKTP 2024, Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak l

Dialektis.Id – Pontianak. Momentum Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) ke-16, Majelis Radix bersama mitra kolaborasi sukses menggelar Dialog Publik bertajuk “Ikhtiar Merawat Peradaban, Melawan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 2 Pontianak pada Sabtu, 7 Desember 2024 ini merupakan hasil kolaborasi antara Majelis Radix, PK Ishak Saleh IAIN Pontianak, PK IMM Al-Fatih UM Pontianak, PD IPM Pontianak, dan BEM KM Universitas Muhammadiyah Pontianak, dengan menghadirkan dua pemateri kompeten seperti Eka Nurhayati Ishak, S.E., S.H., M.H., Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalbar, dan Dr. Amalia Irfani, Sekretaris Bidang LKPP PWA Aisyiyah sekaligus Dosen IAIN Pontianak.

Dalam wawancaranya, Eka Nurhayati Ishak menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesadaran publik. Ia berharap agar acara seperti ini dapat menjadi agenda rutin tahunan, melibatkan berbagai pihak, termasuk aparat penegak hukum, organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga pemerintah.

“Kita semua harus menjadi pelopor dan pelapor dalam kasus kekerasan seksual, bukan bersikap apatis atau acuh tak acuh. Dengan begitu, kata dia, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak,” tegas Eka.

Eka juga menyebutkan bahwa masyarakat sering enggan terlibat dalam penanganan kasus kekerasan seksual, karena takut dianggap ikut campur dalam urusan orang lain atau khawatir terjerat masalah hukum. Namun, ia mengingatkan bahwa pemerintah telah menyediakan berbagai formulasi dan instrumen hukum untuk mempermudah penanganan kasus semacam ini.

Sementara itu, Satyananda Wicaksana, PIC dari kegiatan mengungkapkan, bahwa tujuan utama dari dialog publik ini adalah merefleksikan problematika kekerasan terhadap perempuan serta memberikan advokasi yang konkret.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat pengorganisasian dalam menangani berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan. Selain itu, kami telah merencanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) berupa kampanye langsung di lapangan,” jelas Satyananda.

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang menunjukkan antusiasme tinggi. Diskusi interaktif dengan para pemateri berlangsung dinamis, memberikan wawasan baru sekaligus motivasi untuk terlibat aktif dalam upaya melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dialog publik ini menjadi momentum penting untuk menggugah kesadaran publik, memperkuat advokasi, dan memulai langkah kolektif menuju peradaban yang lebih peduli dan bebas dari kekerasan.

Bagikan Berita