Berjarak 92 Km dari Pontianak, Kampung Terpencil di Kalbar Bak Masuk Desa Meteor Garden

Sanggau – Sebuah kampung terpencil di Kalimantan Barat (Kalbar) bisa jadi “obat mata minus”.

Tentu, itu hanya istilah untuk menggambarkan keindahan yang ada di kampung ini, hingga orang dengan mata minus saja seolah bisa memandang dengan jernih.

Keindahan kampung terpencil di Kalbar ini tidak hanya alamnya, tapi juga penduduknya.

Berjarak 92 km dari Ibu kota Kalbar yakni Kota Pontianak, akses menuju kampung terpencil ini masih berupa jalan berbatu dan tanah yang dipadatkan.

Alhasil, kalau ke sini saat musim hujan, akses jalan menjadi kian menantang karena licin dan berlumpur.

Untuk menuju kampung terpencil ini, pengunjung pasti melewati wisata Danau Laet.

Dikutip dari YouTube Langkah Pii, kampung tersebut bernama Dusun Subah, yang terletak di Desa Subah, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Rumah-rumah penduduk berada tepat di tepian Danau Subah, terlihat indah dan damai.

Namun, pemandangan yang indah di kampung tersebut tak seindah realita yang dihadapi penduduknya.

Di kampung ini belum ada saluran air bersih yang masuk. Penduduk masih mengandalkan air hujan yang ditampung untuk keperluan konsumsi rumah tangga.

Kampung terpencil Subah juga belum terjamah aliran listrik PLN.

Untuk menonton TV, penduduk menggunakan genset yang dihubungkan dengan kabel dari rumah ke rumah penduduk.

Tak jarang, pemandangan kabel listrik yang kendor dan menjuntai ditemukan di beberapa titik.

Hampir semua penduduk Kampung Subah adalah blasteran Dayak dan China.

Karena itu, tampilan mereka cantik dan ganteng bak aktor Jerry Yan pemeran Tao Ming Tse di drama film Meteor Garden.

Penduduk Kampung Subah juga masih fasih bahasa China maupun Dayak, tapi generasi mudanya mulai lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian.

Mata pencaharian penduduk di kampung yang sudah ada sejak sebelum zaman kemerdekaan ini beragam, tapi umumnya adalah berdagang atau membuka usaha rumahan.

Ada yang jadi pengusaha keripik singkong, ada yang membuka toko grosiran berbagai bahan makanan.

Ikan-ikan di Danau Suba juga jadi sumber makanan penduduk. Mereka menaruh bumbung-bumbung sederhana untuk “memenjarakan” ikan-ikan, hingga saatnya dikonsumsi.

Selain transportasi darat, penduduk Kampung Suba menggunakan perahu dayung.

Anak-anak pun sudah lihai melajukan perahu milik keluarganya.

Itulah gambaran kampung terpencil di Kalbar, yang penduduknya ganteng dan cantik, bak masuk kampung Jerry Yan.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan