Pontianak – Dalam Diskusi Tanwir 1 Nasyiatul Aisyiyah yang berlangsung di Hotel Harris, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, pada Jumat (12/01/2024). Turut menghadirkan Tenaga Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bidang SDGs dan Kebijakan Energi, yang juga sebagai Narasumber yakni Prof. Dr. Ir. Winarni D. Monoarfa, M.S.
Peserta diskusi termasuk perwakilan dari Nasyiatul Aisyiyah, yang hadir untuk mendukung upaya bersama menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Diskusi ini juga menjadi platform untuk bertukar ide dan pengalaman antara KLHK dan Nasyiatul Aisyiyah. Terungkap bahwa kolaborasi seperti ini memiliki potensi besar untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi.
Prof. Winarni membahas strategi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui peran masing-masing keluarga. Dirinya menekankan pentingnya kesadaran dan peran aktif keluarga dalam menjaga lingkungan.
Pada diskusi tersebut, mereka membahas langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh setiap keluarga untuk mengurangi jejak ekologis dan menciptakan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Inisiatif seperti ini, kata dia, sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan kesadaran lingkungan di seluruh lapisan masyarakat. “Dengan melibatkan organisasi seperti Nasyiatul Aisyiyah, KLHK berharap dapat mencapai dampak yang lebih luas dan berkelanjutan dalam perbaikan lingkungan hidup di Indonesia,” ujarnya.
Acara Tanwir 1 ini juga menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara KLHK dan Nasyiatul Aisyiyah dalam mencapai tujuan bersama untuk menciptakan masyarakat yang peduli lingkungan. “Harapannya, hasil dari diskusi ini dapat memberikan dorongan positif bagi masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya untuk mengadopsi gaya hidup berkelanjutan,” ucapnya lagi.
Pasca diskusi Tanwir 1 Nasyiatul Aisyiyah, Prof. Dr. Ir. Winarni D. Monoarfa, M.S menyampaikan bahwa kegiatan dari Nasyiatul Aisyiyah seperti yang kita lihat tentunya sangat memberikan manfaat, khususnya dalam upaya kita untuk membangun keluarga dengan kelestarian lingkungan hidup.
Tentu ini saling berterkaitan dan oleh karena itu tentu KLHK memberikan perhatian dari adanya kegiatan-kegiatan seperti ini. “Karena, imbuh dia, antara lain kita lihat bahwa Indonesia juga masuk ke dalam salah satu negara untuk mewujudkan SDGs (Sustainable Development Goals) yang seharusnya kita wujudkan bersama di tahun 2030,“ katanya.
Terkait dengan masalah indeks lingkungan hidup terkhususnya di Kalimantan, kemarin kita sedang menghadapi el nino panas dan itu masih terjadi. Tapi syukur alhamdulillah bisa kita atasi, karena turut serta seluruh elemen yang tidak hanya dari pemerintah namun juga oleh pihak pihak terkait dan terakhir tentu juga masyarakat. “Kita juga berharap bahwa permasalahan seperti ini lambat laun kedepan kita pasti bisa melewatinya,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa salah satu point penting untuk mewujudkan dari 17 point SDGs ini ialah gender terutama peran perempuan. Oleh karenanya, tentu inisiatif seperti ini perlu terus dilakukan. Karena banyak peran perempuan khususnya dalam lingkungan hidup.
Kita dapat melihat bersama, terkadang masalah di lapangan seperti itu problematik air, kemarin kita menghadapi masalah el nino dan lain lain. Itu tentunya perempuan disini dapat banyak berperan. “Oleh karena itu tentu, kita dapat memberikan posisi apresiasi kelangsungan dari kegiatan Tanwir Nasyiatul Aisyiyah ini.“ ujar Prof Winarni dalam kesempatannya.
Dan terakhir, dalam konsidi saat ini mengenai penguatan dari isu Blue Economy dan Green Economy tentunya generasi millenial juga memiliki peran besar untuk andil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan. Juga termasuk berbagai upaya, terkhusus untuk lingkungan pesisir laut yang kita kenal dengan Blue Carbon.
Peran seperti mangrove, hutan bakau, dan lain lain. Itu semua memiliki peran untuk menghadapi situasi saat ini dalam perubahan iklim,“ pungkas Prof Winarni pada sesi wawancaranya.