Klaten – Krisis iklim tidak cukup diselesaikan melalui pendekatan kebijakan dan keilmuan, tapi juga harus melibatkan pendekatan agama dan budaya. “Urusan lingkungan tidak bisa hanya diselesaikan lewat sains saja, tapi juga harus melibatkan tokoh agama. Tantangan lingkungan hari ini semakin kompleks dan mendesak, sehingga perlu kesadaran umat secara mendalam,” ungkap Hening Parlan, Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara GreenFaith Indonesia dan Sekolah Tinggi Hindu Dharma di Klaten, Jawa Tengah, 16 April 2024.
Kesepakatan ini tidak hanya menjadi langkah formal antara dua lembaga, tapi juga mencerminkan keseriusan umat beragama untuk berperan dalam mengatasi krisis iklim yang terjadi saat ini. “Sangat penting bagi kita untuk melibatkan aspek spiritual dan nilai-nilai keagamaan dalam penyelesaian masalah lingkungan hari ini,” tambah Hening.
Putu, Ketua Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten, mengungkapkan harapannya terhadap kerjasama ini. “MOU ini diharapkan bisa berjalan dengan baik karena menjaga bumi merupakan tugas bersama dan merupakan salah satu pengamalan dari ajaran Hindu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga akan menjadi sarana bagi mahasiswa dan masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian alam.
Kesepakatan Bersama ini membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman kedua lembaga. Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten akan memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam program-program lingkungan yang diselenggarakan oleh GreenFaith Indonesia seperti magang dan penelitian. Sebaliknya GreenFaith Indonesia akan membuka program pelatihan tentang Keadilan Iklim bagi dosen dan mahasiswa.
Dalam hal penelitian, kerjasama ini membuka peluang studi multidisiplin tentang isu-isu lingkungan yang relevan dengan konteks lokal. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi kebijakan lembaga dan institusi negara dan pendidikan juga sebagai rujukan dalam aksi nyata untuk pelestarian lingkungan. Kesepakatan ini juga menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran besama tentang pentingnya menjaga lingkungan, serta memberikan bantuan langsung dalam upaya-upaya konservasi.
Kerjasama kelembagaan antara Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten dengan GreenFaith Indonesia ini juga akan memperkuat jejaring dan dukungan antarlembaga dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui pertukaran pengalaman dan sumber daya, kedua belah pihak akan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama.
Dengan penandatanganan kerjasama ini, diharapkan untuk masa depan yang berkelanjutan dan harmonis menjadi semakin nyata. Sinergi antara pendidikan, agama, dan lingkungan tidak hanya akan memberikan manfaat bagi generasi saat ini, tetapi juga bagi generasi yang akan datang. Sebuah langkah maju yang patut diapresiasi dalam upaya menjaga kelestarian alam dan spiritualitas manusia.
Tentang Greenfaith Indonesia
GreenFaith, sebuah organisasi multi-agama global yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan keadilan iklim dengan pengalaman puluhan tahun menangani krisis iklim, dan sebuah organisasi iklim berbasis agama, menyelenggarakan pelatihan tatap muka selama dua atau tiga hari bagi para pemimpin komunitas Muslim akar rumput yang fokus pada krisis iklim tentang pendekatan Islam terhadap keadilan iklim.
Greenfaith Indonesia (GFI) merupakan bagian dari Greenfaith International (GF) Organization Network yang berbasis di New York City, Amerika Serikat. Greenfaith didirikan pada tahun 1992, awalnya bernama Mitra untuk Kualitas Lingkungan. Misi GF adalah membangun gerakan lingkungan dan iklim multi-agama di seluruh dunia, dengan visi membangun komunitas dan ekonomi yang berketahanan dan peduli yang memenuhi kebutuhan semua orang dan melindungi planet ini. GF memfokuskan pekerjaannya dalam melakukan kampanye dan membangun kapasitas organisasi lintas agama dan anggota jaringannya dalam konteks energi dan keadilan iklim.
GF berkomitmen dan menyerukan tindakan yang harus diambil oleh jaringannya: Segera mengakhiri proyek bahan bakar fosil baru dan deforestasi, transisi cepat menuju 100% energi terbarukan, dan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap. Serta komitmen terhadap transisi yang adil bagi pekerja yang terkena dampak dan komunitas yang rentan terhadap perubahan iklim.