Upaya Kolaboratif Multi-segmen, MPA Desa Antibar dan Desa Sejegi Ikuti Pelatihan Selama 3 hari

Mempawah – Selama tiga hari mulai dari 02-04 Juli 2024, Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Antibar dan Desa Sejegi Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah mendapatkan pelatihan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keterampilan, dan keahlian masyarakat dalam pencegahan, penanganan, serta pemulihan pasca kebakaran.

Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Antibar ini merupakan upaya kolaboratif multi-segmen dan melibatkan peran serta seperti BPBD Kabupaten Mempawah, UPT KPH Wilayah Mempawah, Manggala Agni, dan GRID sebagai narasumber.

Diharapkan masyarakat mampu menggalang kerjasama antar lembaga, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan hutan. “Masyarakat, termasuk perempuan harus menjadi aktor perubahan yang turut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di masa yang akan datang,” ujar Ucup sapaan Lani Ardiansyah, Selaku Koordinator Gemawan wilayah Mempawah.

“Hari ini kita di acara terakhir dimana serangkaian acara dari kemarin, hari ini kita praktek lapangan, dimana di praktek lapangan tersebut adalah bagaimana kita memadamkan api dengan baik, sesuai dengan prosedur. Untuk pengalaman ketika kita sedang berhadapan dengan api, tentu berbeda, karena ketika kita menghadapi kebakaran, maka lahan yang kebakaran itu tidak mungkin sama,” kata Marsudi, Ketua MPA Desa Antibar.

Dikesempatan yang sama, Eka Julianti sala satu perempuan anggota MPA yang berasala dari Desa Sejegi mengatakan, “Jadi kami perlu pelatihan, kemudian masukkan-masukkan, ilmu yang lebih paten lagi supaya jika terjadi bencana kami sudah siap untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, kemudian pencegahannya juga kami harapkan lebih sedini mungkin,” kata Eka Julianti.

Sementara itu, Dewan pendiri Gemawan, Hermawansyah yang turut hadir membersamai dalam peningkatan kapasitas tersebut, menyampaikan bahwa “Karena itulah gemawan bersama MPA, sekaligus juga mengajak keterlibatan para pihak, Manggala Agni, BPBD Kabupaten Mempawah, UPT KPH Wilayah Mempawah atau seluruh stakeholder khususnya di Kabupaten Mempawah, agar dimusim kemarau yang diprediksi BMKG pada bulan Agustus atau September akan terjadi musim kemarau, di setiap desa-desa yang mengikuti pelatihan ini punya langkah-langkah antisipasi ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan mereka sudah punya skill dan keterampilan,” terang Wawan sapaan akrabnya.

“Sekaligus dukungan pemberdayaan baik dari desa hingga kabupaten serta para pihak yang lain, mudah-mudahan kabakaran lahan yang ada di Kabupaten Mempawah ini bisa kita tekan sekecil mungkin, hingga sampai pada posisi zero burning atau bisa dikatakan Kabupaten Mempawah bebas dari Kebakaran lahan pada saatnya nanti,” tambah pria kelahiran bakau kecil ini.

Alumni SMA Negeri 1 Mempawah ini memberitahukan bahwa saat ini gemawan sedang menyusun “kira-kira seperti apa sih model katakanlah keterlibatan para pihak khususnya dalam konteks MPA sebagai garda terdepan dalam penanggulangan kebakaran lahan.

Jadi tu, imbuh Wawan, bisa menjadi sebuah metode ketika bila itu kita uji, itu bisa menjadi sebuah model yang nantinya akan kita coba replikasi ke tempat-tempat yang lain. Oleh karena itu, kita akan rumuskan kerangka kerja dan penguatan kapasitas ini dalam sebuah katakanlah dokumentasi dalam bentuk modul ataupun semacam panduan,” pungkasnya.

Bagikan Berita