Kualitas Udara di Kalbar Mulai Tak Sehat

Ilustrasi kabut asap di malam hari (Dok. Istimewa)

Pontianak – Kalimantan Barat dinyatakan sebagai provinsi dengan kualitas udara paling tidak sehat se-Indonesia. Laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 18 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB kemarin menyatakan, indeks partikulat (PM 2,5) udara di Kalbar berada pada angka 175.

Posisi kedua ditempati oleh Riau dengan indeks 130, kemudian Kalimantan Tengah di angka 112, diikuti Jambi dengan indeks 102. Tinggal Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan yang masih memiliki udara yang layak untuk dihirup dengan indeks partikulat (PM 2,5) di bawah 100. Udara di Kalimantan Selatan masih tergolong baik sementara di Sumatera Selatan tergolong sedang.

Seperti diketahui, kabut asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) telah menyebar merata ke berbagai provinsi yang ada di Indonesia diantaranya yakni Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Kendati demikian, pantauan satelit dari laman Modis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kemarin pukul 20.30 WIB menunjukkan tingkat penurunan jumlah titik panas (hotspot) sebanyak 812 titik. Dengan 275 diantaranya menunjukkan tingkat kepercayaan di atas 80 persen alias hampir pasti terbakar.

Plh. Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan, per 18 Agustus kemarin, asap memang tersebar merata di Kalimantan dan Sumatera. Meski demikian, sampai saat ini BNPB masih bertahan dengan jumlah armada pemadaman udara dan personil yang diturunkan di lapangan.

Direktur Pengendalian Karhutla KLHK Rafles B Panjaitan mengungkapkan, secara jumlah hotspot, memang karhutla tahun ini tidak separah tahun 2015. Namun hotspot pada tahun 2015 relatif terpusat di suatu area tertentu. Tahun ini, hotspot menyebar dalam ruang lingkup yang luas. “Kondisi ini yang butuh kerja ekstra. Tapi itu hambatan, tidak akan mengurangi semangat kami,” jelasnya.

Kualitas Udara di Pontianak Pada Malam Hari Mulai Tak Sehat


Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono mengimbau masyarakat agar menggunakan masker ketika keluar di malam hari. Hal tersebut ia katakan usai hasil AQMS pada 11 Agustus, menyatakan kualitas udara di Kota Pontianak pada malam hari tidak sehat.

“Saya minta, kata dia, masyarakat yang rentan terpapar ISPA untuk mengurangi aktivitas di malam hari. Begitupula kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita dan lansia ketika keluar rumah waktu malam hendaknya menggunakan masker,” ujarnya, Sabtu (12/08/2023).

Dari data AQMS 11 Agustus kemarin, dinyatakan bahwa kualitas udara di Kota Pontianak tidak sehat. Utamanya pada pukul 19.30 sampai 22.30.

Di jam ini diminta warga mengurangi aktivitasnya. Bagi masyarakat yang hobi olahraga di malam hari, diminta dia untuk sementara tak melakukan olahraga.

Sedangkan untuk subuh hari mulai pukul 4 sampai 7.30 kualitas udara juga menunjukkan sedang hingga tidak sehat. “Untuk sementara ini warga yang mau aktivitas ke luar rumah sebaiknya menggunakan masker,” tandasnya.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan