Aksi Kolaboratif Cegah Dampak dari Karhutla, Eco Bhinneka Muhammadiyah Pontianak Bagikan Ribuan Masker

Para Peserta Aksi Kolaboratif Cegah Dampak dari Karhutla. (Dok. Istimewa)

Pontianak – Asap yang mencemari udara dan menyebar ke seantero Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya sebagai wilayah yang terdampak akan mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung dan iritasi pada mata, kulit serta hidung. Kondisi ini lah yang membuat komunitas lintas agama yakni Eco Bhinneka Muhammadiyah merespon fenomena tahunan ini.

Kota Pontianak kembali dinobatkan sebagai kota yang menduduki peringkat pertama dengan indeks polusi udara PM2.5 oleh IQair. Tradisi tahunan di kala musim kemarau terus menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi seluruh masyarakat yang terdampak. Sebab dampak yang ditimbulkan oleh asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) ini sangat mempengaruhi berbagai aspek. Pada sektor kesehatan tentu menjadi perhatian yang cukup serius. Dimana manusia tidak bisa terlepas dari udara untuk terus bisa menjalani aktivitas keseharian mereka.

Bertempatkan di setiap lampu merah di bundaran Untan, Aksi yang dilakukan oleh komunitas ini berupa aksi kolaboratif dengan melibatkan penerbit airlangga, PW Nasyiatul Aisyiyah Kalimantan Barat dan PD Nasyiatul Aisyiyah Kota Pontianak. Aksi-aksi itu berupa pemberian masker dewasa dan anak-anak, miniatur bendera indonesia dan kampanye ”stop pembakaran hutan dan lahan.”

Peserta Aksi saat membagikan Masker kepada Masyarakat. (Dok. Istimewa)

Sebagaimana disampaikan oleh Manager Eco Bhinneka Muhammadiayah Pontianak, Octavia Shinta Aryani ”ini merupakan wujud perlawan kita kepada apa yang terjadi pada lingkungan di pontianak dan kubu raya hari ini. Dengan mengkampanyekan stop karhutla. Walaupun aksi ini terbilang kecil namun ini adalah langkah bersama untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan”.

Kemudian, kata Shinta sapaannya, mengenai pembagian masker dewasa dan anak-anak dia menegaskan jika banyak orang tua yang menggunakan masker. Sedangkan anaknya tidak dipakaikan masker dikarenakan masker yang tersedia hanya untuk golongan dewasa dan ketika digunakan untuk anak tidak cocok terlalu besar, tuturnya.

Dengan bermodalkan ribuan masker kegiatan ini dimulai dari jam 09:00 hingga jam 10 lewat. Empat titik lampu merah di Untan menjadi sasaran utama dalam membagikan masker dan bendera tersebut.

Adapun masker-masker ini sebagian dari sumbangsih penerbit Airlangga dan Nasyiatul Aisyiyah. Perwakilan dari penerbit Airlangga sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebab aksi ini bersifat positif dan transformatif ”saya sangat senang bisa bergabung pada aksi hari ini. Semoga apa yang dilakukan mendapatkan balasan dari tuhan,” ucap Shinta.

Senada dengan itu, Ketua PD Nasyiatul Aisyiyah Kota Pontianak, Yossy Syafariah menyatakan ”ini merupakan sebuah kehormatan bisa bergabung dalam aksi mulia ini dan semoga aksi ini bisa bernilai pahala untuk kita bersama dan semoga fenomena karhutla ini menjadi tahun terakhir,” tandasnya.

Kemudian aksi kolabortif ini ditutup dengan diskusi yang menarik antara Eco Bhinneka Muhammadiyah, Penerbit Airlangga, dan Nasyiatul Aisyiyah mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya jika fenomena ini terus terjadi dan aksi-aksi apa saja yang harus kembali digemakan kepada khalayak ramai akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan