Mempawah – Titik panas mulai bermunculan di Kalimantan Barat. Hal itu berpotensi memicu Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), apalagi cuaca sebagian daerah di Kalimantan Barat terpantau cukup panas.
BMKG Stasiun Klimatologi Supadio Pontianak mendata sebaran titik panas pada beberapa daerah di Kalbar. Sebaran hotspot tersebut dideteksi dengan memakai sensor VIIRS dan MOODS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA), di mana dapat memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami titik panas.
Bahkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap akibat Karhutla pada tahun 2024.
Penetapan status tersebut, tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Kalbar nomor: 502/BPBD/2024 tentang Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalbar, yang telah ditandatangi oleh Pj Gubernur Kalbar.
Dengan kondisi ini, Gemawan kembali adakan Pelatihan Masyarakat Peduli Api (MPA) sekaligus menjadi penutup di empat (4) Desa Peniti Dalam 1, Peniti Dalam 2, Peniti Besar, dan Wajok Hilir dengan jumlah 50 peserta. Kegiatan digelar di Desa Peniti Dalam 1, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah dan berlangsung selama tiga (3) hari sejak 23-25 Juli 2024.
Pelatihan masyarakat peduli api menghadirkan para pihak yang memiliki kompetensi pada keahlian dalam aktivitas Kebencanaan. BPBD Mempawah, UPT KPH Wilayah Mempawah, dan Global Geografi Indonensia.
Hermawansyah pendiri Gemawan mengatakan langkah berikutnya yang akan dilakukan setelah pelatihan MPA ini, pada prinsipnya kan serial capacity building ini kita lakukan untuk satu, memetakan kendala dan tantangan di lapangan. Apa sih kebutuhan yang juga menjadi konsentrasi dari Pemerintah Desa termasuk juga MPA, kita tau selama ini bahwa MPA sebagai lembaga desa yang belum berfungsi maksimal. “Nah, karena itu gemawan melalui program dan kegiatan ini coba melakukan penguatan kapasitas anggota MPA plus juga penguatan kelembagaannya. Agar, sebagai lembaga desa, MPA ini juga bisa berfungsi secara maksimal,” jelas Wawan sapaan Hermawansyah, disela agenda menutup kegiatan pelatihan MPA di Desa Peniti Dalam 1.
“Nah, dari situ juga kita ingin memetakan dari kendala dan tantangan serta kebutuhan yang kita dapatkan potretnya di lapangan itu. Nah itu yang kita coba rumuskan, Kira-kira apa saja langkah-langkah solutif yang mesti kita bangun bersama, terutama dengan para pihak,” lanjut pria kelahiran Sungai bakau kecil ini.
Disampaikan Wawan, gemawan juga sudah menyiapkan langkah setelah pelatihan untuk masyarakat peduli api ini, Insya Allah setelah ini, akan kita bawa dalam sebuah forum diskusi ditingkat kabupaten, mengumpulkan stakeholders terkait untuk memetakan kembali ini porsi dari masing-masing pihak ini seperti apa.
“Harapan kita dengan kolaborasi yang kita lakukan itu bisa berbagi peran, lalu juga memperjelas kontribusi dari masing-masing pihak. Dengan begitu, keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing pihak pun sebetulnya, kita bisa saling memperkuat. Ada gerak bersama, bagaimana bergotong royong untuk menjawab masalah, tantangan, sekaligus kebutuhan yang kita hadapi bersama,” kata pria yang juga sering disapa Bang Wawan ini.
Ia juga menambahkan, selain MPA yang punya ketampilan dasar ya kapasitasnya, lalu juga punya rencana kerja, sehingga secara kelembagaan MPA itu bisa berfungsi dengan optimal, disisi yang lain sebetulnya kita nanti bersama pemda akan coba merumuskan semacam panduan teknis lah, “biar bisa jadi pegangan bagi MPA dalam menjalankan fungsi dan kerja-kerja kelembagaannya. Setidak-tidaknya kan MPA ini tidak hanya berfungsi pada saat situasi darurat,” tutup Wawan.
Ketua MPA Peniti Dalam 1, Ahmad Triyanto yang hadir sebagai salah satu perwakilan peserta menyampaikan jadi hari ini kita mengadakan kegiatan simulasi untuk kegiatan kita yaitu pengenalan peralatan untuk pemadaman kebakaran, terutama untuk kebakaran lahan tadi sudah dijelaskan untuk peralatan-peralatan dan jenis-jenis peralatan, sehingga hari ini kita bisa lihat untuk posisi praktek ini lagi nanti akan diadakan simulasi bersama.
Sebelumnya, sambung Ahmad Triyanto, kemarin tiga hari telah melaksanakan kegiatan juga yaitu untuk kegiatan hari ini simulasi pemadaman, pengenalan lahan yang mudah terbakar kita laksanakan kemarin. “Selanjutnya juga untuk penguatan tiap-tiap desa yang mewakili keterwakilan MPA yang telah diutus dari masing-masing desa, kemarin kita telah mendapatkan pendalaman yaitu berupa pemetaan lokasi titik-titik rawan kebakaran, juga kita membuat jalur untuk mempermudah akses atau mempercepat kita untuk melakukan pemadaman,” urainya.
Dikatakan Ahmad Triyanto, untuk di wilayah kami memang di wilayah segedong dan desa jungkat itu ada titik titik tertentu yang memang rawan karhutla, Kebakaran hutan dan lahan itu rawan sekali. Jadi harapan kami, ucap dia, kegiatan ini tidak cuma berhenti sampai di sini, mudah-mudahan nanti setiap desa bisa menanggapi dengan mengadakan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang memang diakomodir oleh desa, sehingga setiap desa di Kecamatan Segedong ini mempunyai wadah MPA yang Tangguh itu harapan kami,” tutup Ketua MPA Peniti Dalam 1.