Mempawah – Diskusi bertajuk Gemawan dan Perubahan Sosial menjadi penanda peresmian Rumah Gesit Gemawan di Mempawah, pada Jumat (29/03/2024).
Di hadapan para peserta diskusi yang terdiri dari organisasi kepemudaan dan mahasiswa, jurnalis, dan komunitas masyarakat sipil, Hermawansyah, Dewan Pengurus Gemawan, menuturkan bahwa saat ini dunia menghadapi triple disruption.
“Tantangan global ini berupa pandemi, transformasi digital, dan krisis iklim,” ujarnya di Rumah Gesit Mempawah di kawasan Gusti Muhammad Taufik.
Alumni SMA Negeri 1 Mempawah ini menjelaskan pandemi Covid-19 telah memaksa perombakan keseluruhan atas tata kelola urusan publik, ekonomi, dan tata sosial. Sementara dari sektor transformasi digital, terjadi perubahan mendasar dalam pola pikir, model interaksi sosial, serta perombakan banyak aspek kehidupan.
“Tak ketinggalan krisis iklim, yang menciptakan tantangan adaptasi terhadap perubahan iklim. Ini menunjukan pentingnya transisi menuju pemenuhan kebutuhan dasar energi dan pangan yang berkelanjutan dan sistem tata kelola kebijakan yang menyeimbangkan pengejaran pertumbuhan ekonomi dan ramah lingkungan,” paparnya.
Wawan, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa ada tiga modal kehidupan yang dimiliki dalam diri setiap insan, yakni kepercayaan diri, argumentasi, dan imajinasi.
“Tiga modal dasar ini jadi pijakan awal kita untuk melahirkan inovasi di tengah situasi disrupsi.
Kepercayaan diri, jelas Wawan, merupakan wujud keyakinan bahwa kita mampu menghadapi tantangan zaman. “Seberat apapun tangangan, ketika kita memiliki kepercayaan diri, plus keyakinan yg tinggi, maka energi perubahan akan terkonsolidasi. Sebagaimana yg dikatakan Bung Karno, “jika kita memiliki keyakinan kuat didalam hati, maka alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya,” begitu ia mengutip perkataan sang Proklamator kemerdekaan RI.
“Argumentasi adalah menguji kemampuan mengolah pengetahuan yang dimiliki di ruang-ruang publik. Pengetahuan selalu baru, maka pengetahuan yang kita punya harus selalu diuji agar senantiasa update,” terangnya.
Sementara imajinasi adalah kemampuan berpikir kreatif. “Berpikir kritis adalah kemampuan mengurai masalah. Setelah berpikir kritis, selanjutnya adalah menemukan solusinya. Ini yang disebut sebagai berpikir kreatif,” tambahnya lagi.
Ruang Kolaborasi
Dengan hadirnya Rumah Gesit Mempawah, diharapkan dapat menjadi ruang terbuka yang bisa digunakan untuk saling bertukar pikiran, belajar, bermain, dan menggagas ide-ide bersama yang akhirnya melahirkan berbagai pesan serta gerakan kolaboratif.
Perubahan sosial yang hendak Gemawan utarakan tentu akan memiliki hubungan erat dengan dinamika percakapan sosial di masyarakat lokal.
“Mempawah, misalnya, salah satu kabupaten yang menjadi wilayah aktivitas Gemawan sejak beberapa tahun silam, melalui perjumpaan dengan berbagai aktor multi-segmen di lapangan, dapat direkam ragam isu dan perkembangannya di Mempawah,” singgungnya.
Menurutnya, ruang-ruang dialog mesti dibuka dalam rangka memetakan keadaan dan modalitas guna merumuskan peta jalan perbaikannya.
“Selama kita mau berkolaborasi, solusi pasti hadir,” tutupnya.