Jakarta — Setelah merilis Dansa Porak Poranda di awal tahun 2025—yang menandai fase baru dalam formasi mereka. The Raws kembali meluncurkan materi terbaru bertajuk M.P.F.A (Make Palestine Free Again). Dirilis secara digital via Bandcamp, lagu ini adalah teriakan lantang terhadap genosida yang berlangsung lebih dari tujuh dekade, dan memuncak sejak invasi brutal Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Lagu ini lahir dari kemarahan kolektif. Mengutip data explorehumanity.id per 15 Juli 2025, Gaza telah berubah menjadi ladang kematian. Sejak 7 Oktober 2023, tercatat 58.386 orang tewas dan 139.077 lainnya luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Banyak di antaranya masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur dihantam serangan udara tanpa henti. Sementara itu, dunia—untuk sebagian besar—hanya menjadi penonton pasif.
Dalam liriknya, The Raws menulis:
“Sementara mereka jatuh ke tanah / Mati tanpa dosa / Mesiu tentara membabi buta / Hitam hati juga gelap mata / Dan kita adalah saksi mata / Hangusnya bumi tanah Palestina.”
M.P.F.A bukan alegori. Sebuah deklarasi yang mencatat kekejaman yang kerap dihapus dari headline media arus utama. Di saat banyak musisi memilih diam atau bermain aman, The Raws mengambil risiko. Mereka berdiri di garis depan, menyatakan sikap secara terang-terangan: Zionisme adalah kolonialisme. Palestina harus merdeka.
The Raws merilis lagu ini dalam format audio terlebih dahulu, dengan video lirik yang sedang diproduksi dan dijadwalkan rilis dalam waktu dekat. The Raws menggunakan panggung mereka untuk menyuarakan solidaritas global, dan mengajak individu dalam kancah punk untuk tidak diam.
“Kami tidak bisa diam melihat ketidakadilan ini. Punk sejak awal adalah suara bagi yang tertindas,” tegas The Raws. “M.P.F.A adalah amarah kami, duka kami, dan harapan yang kami teriakkan sekeras mungkin. Ini bukan hanya untuk Palestina, tapi untuk siapa pun yang menolak penjajahan.”
Dengan pengulangan mantrawi “All Eyes on Rafah”, The Raws menyoroti kota di Gaza yang hancur dibombardir. Tempat pengungsi, perempuan, dan anak-anak dikubur hidup-hidup di bawah puing-puing.
Dan di tengah kehancuran itu, The Raws mengingatkan:
“From the river to the sea, Palestine will be free.”
Kalimat ini bukan slogan. Ini adalah tuntutan atas hak dasar: kebebasan dari penjajahan, pengakuan atas eksistensi, dan akhir dari impunitas militerisme zionis. The Raws menolak netralitas. Mereka menjadikan musik sebagai alat perlawanan, dan M.P.F.A sebagai benderanya. M.P.F.A bukan bagian dari tren, dan jelas bukan untuk membuat nyaman. Ia adalah panggilan moral, dan The Raws menjawabnya dengan nada paling keras yang bisa mereka mainkan.
Tentang The Raws
THE RAWS terbentuk pada tahun 1998 di Jakarta Timur dengan nama awal Contradict. Setahun setelahnya, band ini mengubah namanya menjadi The Raws. Rentang waktu antara 2000 hingga 2006 menjadi periode yang sangat produktif bagi band yang mengklaim diri sebagai Megapollutant Jakarta Pogo Punk Squadron. Selama periode tersebut, mereka meluncurkan 8 album fisik, termasuk 3 album kompilasi: Still One Still Proud Vol. 3 (2000), A Tribute To Ramones (2004), dan Total Fuckin’ Pogo (2005). Mereka juga merilis 3 album split, di antaranya Proud To Be Punks – 4 Way Split bersama The Innocents, Brigade Of Bridge, dan Mohican Freaks (2001); The Raws … Up Yours / Septictank Life Goes On… (2002); serta Unspoken Action Vol. 1, sebuah 8-way split bersama Deadendwish, Spiky Mcky, Government Shit, Extra Pampers, Critic Crust, Total Confused, dan Debu Asmara.
Selain itu, mereka merilis satu album mini, Contra Reality EP (2003), serta album Here Come The Suburban Rockers, The Spirit Is Far From Over (2006). Setelah periode tersebut, The Raws hampir tidak lagi merilis album fisik, meskipun beberapa single muncul di media sosial, seperti Taklukkan Djakarta (2012), Lingkaran Setan Rutinitas (2017), dan Enter Black Hole (2017). Setelah 15 tahun absen dari rilisan album penuh, The Raws akhirnya merilis album baru bertajuk Transisi. Album ini dirilis dalam format kaset pada 21 Maret 2021 oleh Toxic Noise Records.
The Raws:
Swaj : Gitar / Vocal
Crocodille : Lead Vocal
Xnag : Bass
Amarahza : Drum
M.P.F.A.
Produser Eksekutif : Muhammad Ikbal
Produser : Agus Priyanto
Penulis lagu : Agus Priyanto, The Raws
Penulis Lirik : Agus Priyanto / NN
Direkam, Mixing dan Mastering di : Benji Studio
Oleh: Pemil Kabatullah
Artwok sampul : Azharahma Dhiantika, Agus Priyanto













