Tangerang – Lembaga Resiliensi Bencana (LRP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) pada 06 – 09 Juli 2023.
Rektor UMT, Ahmad Amarullah dalam sambutannya menyampaikan selamat datang dan meminta masukan kepada LRB atau MDMC untuk menyediakan sarana dan prasarana yang aman bencana dan aksesibel.
“Ini juga, kata dia, bagian dari memberikan layanan untuk siapapun yang akan menggunakan gedung-gedung ini termasuk mahasiswanya,” ungkapnya pada pembukaan Rekernas, Jumat (07/07/2023).
Dia berharap Rakernas MDMC di UMT berlangsung dengan lancar dan memberikan manfaat untuk seluas-luasnya. “Hasil dari Rakernas ini juga diharapkan semakin memperteguh peran Muhammadiyah untuk semesta,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua LRB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menyampaikan Rakernas LRB PP Muhammadiyah ini diikuti perwakilan dari 24 provinsi. Perwakilan peserta Rakernas ini tersebar merata dari Aceh sampai Papua.
Menyinggung tentang perubahan nomenklatur dari Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) menjadi LRB, Budi menjelaskan bahwa kata ‘Resiliensi’ memiliki makna yang lebih luas ketimbang ‘Penanggulangan’.
“Karena resiliensi mempunyai makna yang lebih luas, ketangguhan. Sedangkan kalau penanggulangan itu diidentikan dengan respon,” urainya.
Terkait dengan pergantian nomenklatur ini, sambungnya, menjadi bagian dari materi yang akan dibahas dalam Rakernas LRP PP Muhammadiyah yang mengusung tema “Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Nilai-Nilai ke-Islaman dengan dukungan Teknologi Informasi Menuju Resiliensi Komunitas”.
Melihat peran lembaga kebencanaan dalam konteks Indonesia, menurutnya memiliki fungsi vital. Hal itu dikarenakan hampir semua wilayah di Indonesia memiliki potensi bencana dengan variannya masing-masing.
Acara Rakernas LRB PP Muhammadiyah ini dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman. Saat ini usia gerakan kerelawanan Muhammadiyah telah mencapai 114 tahun, yang dimulai pada 1919 saat terjadi meletusnya Gunung Kelud.
“Karena bagian dari gerakan yang membersamai Muhammadiyah oleh karena itu harus kita rawat, dan kita tingkatkan. Sehingga pasca Muktamar Surakarta kemarin, LPB dinaikkan menjadi cita-cita LPB yang selama ini disebut.” paparnya.
Dokter Spesialis Saraf ini menjelaskan, perubahan nomenklatur tersebut sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini yaitu menciptakan komunitas-komunitas yang tangguh dalam menghadapi bencana.