Preman Urban Berkolaborasi bersama XR Pontianak; Serukan tentang Pemasalahan Krisis Iklim yang Semakin Genting

Aksi bentang poster yang dilakukan para peserta di aksi kampanye GCS 2023 dan Pertunjukan Musik bertemakan “Pemberontakan dari Krisis Iklim Panas Kebakaran Hujan Kebanjiran Selamat Datang di Khatulistiwa”. (Dok. Istimewa)

Pontianak – Preman Urban berkolaborasi bersama Extinction Rebellion (XR) Pontianak menggelar aksi kampanye Global Climate Strike (GCS) 2023 dan Pertunjukan Musik bertemakan “Pemberontakan dari Krisis Iklim Panas Kebakaran Hujan Kebanjiran Selamat Datang di Khatulistiwa”, Minggu (24/09/2023) malam.

Aksi Kolaborasi tersebut, berlangsung di Logore Coffee, Kota Pontianak, Kalimantan Barat melibatkan berbagai komunitas serta aktivis dan dimeriahkan dengan penampilan band berbagai genre.

Ketua Preman Urban, Lani Ardiansyah menyampaikan adapun rakaian kegiatan hari ini yaitu Pembukaan, Performa bebas, dan selanjutnya kami melakukan aksi seremoni kampanye dengan cara membentang poster sambil memegang bibit pohon. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan menampilkan band-band penghibur acara seperti Born Again, The Ken Hot, Black Jail, AGLY, Omprenk, dan Puck Mude hingga acara selesai.

Didalam aksi ini, kata Ucup sapaannya, kita juga turut mengandeng berbagai komunitas, dan basis Slank Fans Club’ (SFC) seperti Tong Kosong, Anak Malam, SFC Pontianak, Kampungan, Anak Menteng, HAM’Burger Pontianak, Blues Males, YinYang, Generasi Biru, Balikin, Poppies lane dan lain-lainnya. “Dan ada juga beberapa media partner yang turut membantu mempublikasikan acara ini misalnya Daily Pontianak, Dialektis.id, Insidepontianak.com, iniborneo.com, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia, dan Amnesty Pontianak,” urainya.

Ucup menceritakan Preman Urban bisa berkolaborasi dengan Extinction Rebellion (XR) Pontianak bermula dirinya bertemu dengan salahsatu aktivis XR Pontianak di salahsatu warung kopi, dan tercetuslah ide untuk melakukan aksi kolaborasi seperti sekarang ini.

Preman Urban Pontianak merupakan sebuah komunitas yang menjalankan roda keorganisasian di wilayah Kota Pontianak, beranggotakan orang-orang yang mengidolakan Band Legend Indonesia, yakni Slank. Sebagai salah satu komunitas pelopor dan terbesar di Pontianak dalam hal ini menjadi wadah bagi anggota untuk membangun kreativitas anak muda di dalam komunitas maupun di luar komunitas.

“Dalam misinya, Preman Urban ingin menjadi Trend Setter untuk semua anak muda kota Pontianak dalam menjawab tantangan zaman melalui seni dan kreativitas lain, salah satunya dengan seni musik,” kisahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan Slank memiliki lagu-lagu dengan lirik yang kuat dan bermakna. Beberapa lagu mereka mengandung pesan tentang pentingnya menjaga bumi dan lingkungan hidup. Misalnya, dalam lagu “Biru,” Slank mengajak pendengarnya untuk lebih peduli terhadap kondisi bumi yang semakin terancam. “Lirik-lirik ini memberikan dorongan bagi pendengar untuk berpikir tentang isu-isu lingkungan dan mencari solusi yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Harapannya, tambah Ketua Preman Urban yang juga seorang aktivis lingkungan itu, dengan adanya acara ini dapat memberikan daya tarik yang kuat dan mampu menjangkau berbagai kalangan dan peserta yang hadir. Pesan-pesan tentang krisis iklim yang disampaikan melalui lagu-lagu dan kampanye ini, berharap dapat memengaruhi pendengar secara emosional dan mendorong mereka untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

“Pengaruh musik ini dapat menginspirasi individu untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, atau bahkan terlibat dalam aksi-aksi lingkungan,” tutup Ucup.

Koordinator Extinction Rebellion (XR) Pontianak Anang Maulana menjelaskan Global Climate Strike atau Jeda Iklim Global merupakan unjuk rasa yang mengangkat permasalahan perubahan iklim. “Unjuk rasa yang berlangsung di berbagai negara,” ujarnya.

“Tujuan kami mengadakan acara tersebut, kata Anang sapaannya, untuk berkampanye secara positif melalui music yang bisa di terima di semua kalangan dengan tema krisis iklim,” jelasnya lagi.

Anang menyampaikan Extinction Rebellion (XR) Pontianak adalah wadah bagi seluruh orang yang mempunyai misi untuk peduli terhadap isu krisis iklim. bahwasannya Kalbar merupakan bagian dari Kalimantan yang dulu di angkat sebagai paru-paru dunia. Tapi itu dulu, sekarang udah menjadi paru-paru oligarki (tambang, sawit dan lain-lainn). “Kami masih tegak lurus untuk pemberontak terhadap isu lingkungan,” tegasnya.

Saat ini krisis iklim sudah ada dan pemerintah belom siap untuk menghadapinya. “Maka dari itu kita masyarakat harus siap terhadap krisis iklim secara pribadi. Kita juga harus peka terhadap isu perusak lingkungan yang membuat krisis iklim makin cepat dan parah,” timpalnya menekankan.

Sementara itu, Ketua Slank Fans Club (SFC) Pontianak, Johno Subianto sangat mengapresiasi dengan terselenggaranya acara ini, Ia berharap acara seperti ini agar bisa berkelanjutan.

Menurutnya, acara seperti ini merupakan langkah penting untuk menyadarkan kita semua agar bisa peka terhadap isu iklim, karena jika kita berbicara tentang iklim berarti kita sedang berbicara tentang kehidupan.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan