dialektis.id – Pontianak. Upaya memperkuat peran advokatif di ranah pendidikan terus digencarkan oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Kalimantan Barat. Pada Selasa (15/07/2025), jajaran Pengurus Wilayah PII Kalbar menggelar audiensi bersama Konsulat Malaysia di Pontianak. Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk menjalin silaturahmi kelembagaan sekaligus mendiskusikan potensi sinergi program, khususnya yang menyentuh isu pendidikan pelajar, akses informasi beasiswa, serta advokasi wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Audiensi yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan itu disambut langsung oleh Konsul Malaysia, Bapak Azizul Zekri bin Abd Rahim. Dalam penyampaiannya, beliau menyambut baik langkah inisiatif PW PII Kalbar yang dinilai proaktif membangun relasi antar-lembaga dengan pendekatan intelektual dan gerakan pelajar yang positif. Meskipun belum mengarah pada bentuk kerja sama formal, pihak Konsulat menegaskan keterbukaannya dalam mendukung penyebarluasan informasi pendidikan dan partisipasi dalam agenda-agenda bersama ke depan.
Ketua Umum PW PII Kalbar, Reski Legianto, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari Konsulat. Ia menegaskan bahwa audiensi ini bukan sekadar kunjungan seremonial, melainkan bagian dari misi besar PII untuk menjembatani informasi dan memperluas akses pendidikan bagi pelajar, khususnya di daerah yang kerap luput dari perhatian. “Kami ingin menjadi jembatan informasi, agar anak-anak dari daerah tertinggal juga bisa bermimpi besar dan meraih pendidikan berkualitas,” tegas Reski.
Sebagai organisasi pelajar yang telah eksis sejak tahun 1947, PII tidak hanya konsisten dalam membina kader pelajar melalui pelatihan dan advokasi, tetapi juga terus memperkuat jaringannya hingga ke kancah internasional. Di Kalbar, keberadaan struktur PW, PD, hingga PDPT menjadi motor penggerak berbagai kegiatan yang menyasar sekolah, kampus, hingga komunitas pelajar akar rumput.
Kehadiran perwakilan PD PII Kota Pontianak dan PDPT IAIN Pontianak dalam audiensi tersebut semakin menguatkan bahwa agenda pendidikan adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen PII. Diskusi yang terbangun pun berlangsung dinamis, membahas bagaimana kolaborasi nyata dapat dilakukan, mulai dari pertukaran informasi beasiswa, dukungan kegiatan pelajar, hingga peluang menjadi mitra dalam event pendidikan yang digelar Konsulat Malaysia.
Jamaludin, Kepala Bidang Komunikasi Umat PW PII Kalbar sekaligus inisiator audiensi, menegaskan bahwa inisiatif ini diharapkan menjadi pijakan awal membangun ekosistem informasi pendidikan yang inklusif. “Kita ingin membentuk relasi yang sehat dan produktif. Ini bukan hanya tentang diplomasi, tapi tentang masa depan pendidikan generasi muda di Kalimantan Barat,” ujarnya penuh harap.













