Sejarah Docmart, Sepatu Ikonik yang Tak Lekang oleh Waktu

Potret pemuda skinhead. (Sumber : heddels.com)


Pontianak – Sangat menarik ketika kita ingin mencari tahu sejarah dari merek-merek besar yang ada di sekitar kita. Apalagi merek fashion yang lekat akan budaya dalam masyarakat. Maka itu, kali ini saya akan membahas mengenai salah satu merek fashion terkenal, terutama di kategori alas kaki, yaitu Dr. Martens atau yang biasa dikenal dengan Docmart.

Pertama-tama, kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa itu Docmart? Dr. Martens atau yang biasa dikenal dengan Docmart merupakan merek sepatu ternama asal Jerman. Sepatu dengan sol tebal ini memang memiliki daya tarik tersendiri dan ciri khas tersendiri serta kenyaman yang membuatnya memiliki penggemar.

Namun, seperti yang diketahui, pada awalnya sepatu Docmart merupakan sepatu kerja sederhana yang biasa digunakan oleh buruh dan tukang pos. Lalu, bagaimana perjalanan Docmart yang awalnya digunakan oleh para pekerja ini dapat berubah menjadi sepatu populer yang dicintai banyak golongan, terutama anak muda pada masa ini?

Sejarah

Tokoh yang menciptakan sepatu ini ialah seorang dokter tentara Nazi-Jerman pada Perang Dunia II yang Bernama Dr. Klaus Maertens. Pada tahun 1945, ia mengalami cidera pada kaki nya sehabis bermain ski. Namun, ia menyadari bahwa sepatu bot tentara Jerman yang ia kenakan selama masa pemulihan tidak terasa nyaman, sehingga dia memutuskan untuk membuat sepatu botnya sendiri dengan kulit dan sol berbantalan udara unik (bukan dari sol kulit tradisional) dari karet ban.

Prototipe yang dibuatnya ini ditunjukkan pada teman lamanya, Dr. Herbert Funck yang merupakan seorang insinyur mesin. Funck kemudian menggunakan PVC yang dicetak sedemikian rupa sehingga mampu membuat udara tertahan di kantong karet. Pada akhirnya mereka bekerjasama dengan perlengkapan militer untuk mencoba memproduksi sepatu ini secara masal. Sepatu ini dijual resmi pada tahun 1947 dengan nama Dr. Maertens.

Penjualan yang terus meningkat pada 1952 membuat duo sejoli ini mendirikan pabrik besar di Munich. Pada 1959 mereka memutuskan untuk mengiklankan produknya ke majalah luar negeri. Karena iklan tersebut, mereka dapat bertemu dengan salah satu produsen sepatu terbesar di Inggris, R Griggs & Company. Griggs Company mendapatkan lisensi untuk melakukan inovasi pada sepatu ini. Dengan itu, mereka merilis sepatu pertama yang bernama 1460 karena sepatu ini diproduksi pada 1 April 1960. Docmart 1460 merupakan sepatu bot kulit merah atau hitam dengan jahitan kuning di sekitar sol karet yang ikonik bahkan hingga sekarang.

Tak hanya merilis Docmart 1460, Griggs juga mengubah nama Dr. Maertens menjadi Dr. Martens.

Potret Dr Klaus Märtens dua dari kiri. (Sumber : frankie.com.au)

Dari Ibu Rumah Tangga, Buruh, Tukang Pos hingga Menjadi Simbol Ekspresi Diri

Sepuluh tahun pertama sejak dirilis secara resmi pada 1947, pelanggan dari sepatu Docmart didominasi oleh ibu rumah tangga berumur di atas 40 tahun, tak tanggung-tanggung mencapai 80%. Tidak aneh, karena pada awalnya sepatu Docmart dikenal sebagai sepatu kesehatan ortopedik, sesuai dengan tujuan awal diciptakannya.

“Pada saat itu sepatu ini (Docmart) 80% nya terjual kepada Wanita Jerman berusia di atas 40 tahun,” ucap Martin Roach, penulis sejarah perusahaan ini pada buku Dr. Martens : The Story of an Icon.

Tidak hanya ibu rumah tangga. Saat awal kemunculannya, sepatu Docmart dipakai oleh tukang pos dan kelas pekerja, itulah yang membuat sepatu ini lekat dengan penggambaran kelas pekerja. Sepatu Docmart tidak lebih dari sepatu bot pekerja dua poundsterling. Namun, karena lahir saat masa pergolakan budaya dan dinamika sosial, sepatu ini digunakan oleh para skinhead yang bangga memperjuangkan dan mengekspresikan status kelas pekerja.

Hal ini pun berlanjut hingga musisi papan atas ternama Pete Townshead dari grup band The Who juga menggunakan Docmart. Ia dikenal menjadi orang papan atas pertama yang memakai Docmart sebagai simbol kelas pekerja dan pemberontakan. Subkultur lainnya pun mulai bermunculan seperti glam, punk, two tone, dan goth. Docmart pun tetap menjadi pilihan utama dari aliran subkultur ini. Sehingga pada akhir dekade 1970, sepatu bot telah menjadi simbol ekspresi diri yang sengit di jantung budaya pemuda Inggris.

Punk menggunakan Docs di tahun 1983. (Sumber: Dave Hogan via frankie.com.au)

Docmart dan Dunia Musik

Setelah Docmart dikenakan oleh Pete, banyak musisi lain di kemudian hari yang juga memakainya, seperti Sid Vicious, Billy Bragg, dan Morrissey, kemudian diikuti oleh Sinead O’Connor, Cyndi Lauper, dan Kurt Cobain.

Kedekatan Docmart dengan dunia music berkaitan dengan awal masuknya ke Amerika pada tahun 1980-an setelah musisi hardcore membawa pulang sepatu Docmart sehabis tur di Inggris, sehingga subkultur di Amerika pun mengadopsinya. Genre-genre music baru seperti emo juga turut mengadopsi Docmart. Sehingga merek ini pun identic dengan budaya festival musik.

Sadar dengan dunia music yang membesarkan namanya, Docmart pun bekerja sama dengan musisi merilis CD kompilasi pada tahun 1995 yang menampilkan lagu dari band ternama seperti New Order, Suede, dan Blur. Perusahaan Docmart juga mensponsori festival-festival music salah satunya Lollapolooza sepanjang 1990-an.

Pada 1999, Docmart juga berkolaborasi dengan band ska, Madness dengan merilis sepatu Docmart 1460 dengan logo band tersebut. Dunia music sangat membesarkan nama Docmart sehingga tidak berlebihan jika mengatakan bahwa tanpa dunia musik, Docmart akan tetap menjadi sepatu pekerja.

Docmart memang telah berumur panjang, tapi itu bukan pertanda bahwa ia kuno. Buktinya hingga sekarang Docmart tetap menjadi incaran banyak orang, terutama anak muda yang aktif mengekspresikan dirinya.

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan