Pontianak – Usung tema “Kampanye Komunitas untuk Menyongsong Green Hari Raya demi Wujudkan Pontianak Harmonis dan Bersinar,” Ashoka dan Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat lakukan inisiatif bersama Pemerintah Kota Pontianak, tokoh lintas agama beserta komunitas pegiat lingkungan untuk persiapkan hari raya ramah lingkungan.
Kegiatan berlangsung pada, Sabtu (02/12/2023) di Aula Kantor Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat yang merupakan Kampung Moderasi di kota Pontianak. Hadir dalam kegiatan Walikota Pontianak, Perwakilan Ashoka, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak, Forkopimcam Pontianak Barat, dan FKUB Kota Pontianak.
Rina mewakili manager Ashoka Asia Tenggara menyampaikan beberapa pesan mengenai situasi lingkungan yang sedang terjadi dalam 200 tahun terakhir bumi kita banyak mengalami perubahan drastis, kenaikan populasi penduduk, ditambah dengan perkembangan teknologi informasi, dan naiknya suhu bumi sehingga menyebabkan anomali cuaca, kemudian juga menyebabkan bencana alam dan akhirnya banyak sekali kerugian-kerugian di dalam kehidupan manusia,” ujarnya.
“Kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak beragam agama, keyakinan, dan kepercayaan adat. Apapun agama dan kepercayaan semuanya mengandung pesan yang sama bahwa kita sama-sama diberikan tuntunan hidup untuk memuliakan tanggung jawab manusia sebagai penjaga alam untuk membawa kebermanfaatan bagi sesama,” tambah Rina.
Regional manager Ecobhinneka Kalimantan Barat, Shinta menjelaskan bahwa kegiatan ini, “Kami ingin mengajak kepada komunitas ini mari kita bersama-sama dengan keluarga yang ada di kelurahan Sungai beliung untuk mewujudkan green hari raya,” jelas Shinta.
“Mengapa kita beri nama green hari raya karena semua masyarakat, jemaat, yang datang ketika hari raya pasti dengan suasana sukacita, maka kita pilih green hari raya kita kampanyekan, kata Shinta, bagaimana kita mengajak jamaah yang ada di rumah ibadah yang sedang bersuka cita untuk menjaga lingkungan kita,” terangnya lagi.
Sementara itu, Walikota Pontianak, Edi Kamtono mengatakan dalam pidato kuncinya sekaligus membuka kegiatan “Kalau saya melihat situasi dan kondisi bukan lalu kita harus merubah perilaku hidup tidak menggunakan plastik, tapi bagaimana mengelola sampah terarah itu tidak dibuang sembarang tempat yang tidak terurai, tapi bagaimana bisa diolah,” ucapannya.
“Bahkan sekarang ini menjadi bahan bakar untuk energi dan bahkan bisa di daur ulang digunakan kembali dengan mengumpulkan dan menjadikan plastik kembali atau fungsi-fungsi lain yang berbahan plastik,” tambahnya.
Nah, imbuh Edi, kalau di daerah kita kan dilempar di sembarang tempat, seperti parit sehingga dengan hasil penelitian air Sungai Kapuas menunjukan kandungan mikroplastiknya, itu sudah di ambang batas Kesehatan dan masih banyak hal, kita masih terus berjuang mengatasi masalah sampah tersebut.