Di momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2023, Hermawansyah yang merupakan Alumni GMNI dan juga Pendiri Lembaga Gemawan menuliskan sebuah artikel berjudul “Tanggung Jawab Generasi, Sebuah Refleksi”.
Sesuai dengan rilis artikel yang diterima Dialektis.id pada, Minggu (01/10/2023) malam, Hermawansyah yang sering disapa Wawan menyampaikan, Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2022 sebesar 275 juta jiwa. Angka itu meningkat dari tahun 2020 sejumlah 272 juta jiwa. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, jumlah yang mendominasi penduduk Indonesia adalah Generasi Z, yakni 27,94%, diikuti Generasi Milenial (Y) 28,87%, Generasi X 21,88%, Baby Boomer 11,56%, Post Gen Z 10,88%, dan Pre Boomer 1,87%.
Data tersebut, menunjukkan potensi besar demografi Indonesia. Periode 2030-2040 diperkirakan Indonesia akan menghadapi fase bonus demografi. Bonus demografi adalah kondisi yang terjadi saat sebuah negara memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih tinggi daripada penduduk usia tidak produktif (Setiawan, 2018).
Wang (2014) menjelaskan karakteristik bonus demografi, yakni (1) periodik, hanya berlangsung selama periode tertentu; (2) terbatas, dimana sumber daya manusia produktif pada akhirnya akan berkurang, dan karena adanya pertumbuhan ekonomi sehingga sektor agrikultural mulai ditinggalkan; dan (3) sulit untuk diperbaharui karena proses regenerasinya berlangsung lama (Megani et al., 2019). Sehingga produktivitas suatu negara bergantung pada kemampuan mengaktualkan potensi bonus demografi ini menjadi kekuatan untuk melahirkan arus baru.
Tak bisa dipungkiri, Generasi Y dan Z memiliki tanggung jawab generasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 kelak. Beban ini muncul karena mereka yang berada pada usia produktif. Sementara Generasi X, apalagi Baby Boomer, dipastikan berada di fase tidak produktif saat 2045.
Tanggung Jawab Generasi: Kewajiban Historis
Tapi dua generasi disebut terakhir itu juga tak lepas dari tanggung jawab generasi diatasnya; generasi X. Mengapa? Karena proses pematangan Generasi Y dan Z melibatkan Generasi X. Inilah tanggung jawab generasi yang dimiliki Generasi X. Tanggung jawab generasi adalah istilah yang menggambarkan kewajiban suatu generasi untuk menanggung tugas dan beban yang diserahkan kepadanya. Sekali lagi, untuk meraih Indonesia Emas 2045, tanggung jawab besar menjalankannya ada pada Generasi Y & Z.
Tak hanya itu, Generasi X harus mampu menciptakan ruang untuk mengakselerasi pematangan Generasi Y dan Z menjelang era bonus demografi. Peluang terbangunnya ruang tersebut ada saat ini, ketika Generasi X mulai mengisi posisi-posisi kunci di berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara.
Saat ini, Generasi X adalah mereka yang menyaksikan – bahkan terlibat – saat peristiwa Reformasi 1998. Jika diamati sekilas, dengan metode yang random, tokoh-tokoh kuncinya adalah Generasi X, khususnya aktivis Reformasi. Mobilitas vertikal pasti terjadi. Kita tak bisa menutup fakta bahwa Generasi Baby Boomer sudah tidak berada pada masa produktif, sebagian bahkan mulai meninggalkan kita. Generasi X bergerak menggantikan Baby Boomer. Sebut saja tokoh baru saat ini, dominannya adalah Generasi X: Najwa Shihab, Yahya Cholil Staquf, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, dan lainnya.
Itu bisa terjadi disebabkan ruang tempa Generasi X juga unik: peka fenomena global, sadar geopolitik, serta akrab dengan dimensi historis. Karena itu pula, tanggung jawab generasi yang dimiliki Generasi X adalah menjaga keberlanjutan sejarah. Generasi X juga harus mampu menjawab tantangan transisi kepemimpinan saat ini.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di level nasional. Di tingkat lokal, fakta ini juga sama berlangsung. Hal ini wajar saja, karena Reformasi telah menjadi momentum yang mengakselerasi potensi Generasi X dan mengamplifikasi eksistensi generasi satu ini. Reformasi itu memantik kesadaran sejarah Generasi X tetap hidup hingga sekarang.
Kata Ali Syariati, Sosiolog Muslim, sejarah tidak hanya membahas masa lalu, tetapi juga mengonstruksi masa depan. Sejarah, bagi Generasi X, adalah bagian hidup. Mereka sadar sejarah, juga punya cita-cita sejarah. Mereka hidup membawa sejarah, seperti Teori Gerak Sejarah: manusia bergerak dalam sejarah. Sejarah itu yang akan diwariskan kepada Generasi Y dan Z.
Yang diperlukan sekarang adalah kepemimpinan yang sadar generasi. Karena hanya kepemimpinan sadar generasilah yang akan menciptakan keberlanjutan sejarah menuju Indonesia Emas. Bagi Generasi X, inilah momentumnya.
Selamat Hari Kesaktian Pancasila..!
Merdeka..!!!
Catatan: Artikel ini telah dipublikasi ulang dari argumen.co.id dan rri.co.id atas izin penulis.