Pontianak – Memberikan pengalaman dengan membentuk kembali gagasan tentang literasi keagamaan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi–aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau.
Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat bersama Sahabat Eco Bhinneka menyelenggarakan workshop literasi keagamaan bertajuk “Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau,” pada Sabtu (16/09/2023) di Hotel Mercure Pontianak, Kalimantan Barat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Pabali Musa dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kepala Sekolah sudah punya visi misi berkarya nyata bukan kata. Intinya guru-guru lebih meningkatkan peran yang efektif dan meningkatkan suasana yang kondusif di lingkungan yang beragam tentunya pada siswanya, sehingga lebih harmonis.
“Harmonis itu bukan hanya dalam arti antar etnis tetapi juga dalam pemikiran dan perbuatan yang harmonis sehingga menunjuka keserasian dan kemudian menimbulkan semangat cinta lingkungan yang hijau,” ujarnya.
Dikatakan Pabali Musa, Terimakasih dan penghargaan tinggi bagi yang mengadakan aktivitas ini kalau Muhammadiyah intinya yang berkemajuan. “Ada indikator berkemajuan yaitu situasi yang lebih baik dari sebelumnya, nah itu berkemajuan. Tentu dalam tema ini, mengusung tema sekolah yang lebih hijau dan harmonis dari pada sebelumnya,” katanya lagi.
“Bahwa menjaga alam untuk menghadirkan situasi lingkungan yang rukun merupakan suatu keniscayaan. Menjadikan agama sebagai rujukan serta mengajak kesalehan lingkungan secara kolektif adalah segmen fundamental dari kehidupan alam semesta,” tegas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat menambahkan sekaligus membuka acara workshop literasi keagamaan bertajuk “Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau.
Manager Regional Eco Bhinneka Kalimantan Barat, Octavia Shinta Aryani menyampaikan Kegiatan workshop ini berusaha memunculkan gagasan–gagasan dari pembicara dan peserta tentang literasi keagaman.
Untuk, kata Shinta sapaannya, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pluralisme, toleransi dan keragaman masyarakat lewat aksi–aksi pelestarian lingkungan demi mencapai Visi Pemimpin Perubahan untuk Sekolah yang Harmoni dan Hijau yang di dokumentasikan,” jelasnya.
Ecobhinneka Muhammadiyah Kalimantan Barat yang memiliki Komunitas Sahabat Eco Bhinneka sudah melakukan aksi nyata seperti Cycling to Religious Sites (CTRS).
“Kegiatan bersepeda ke rumah-rumah ibadah dengan membagikan bibit pohon beragam dan aksi bepaot dan bekemas sampah pantai,” kata Manager Regional Eco Bhinneka Kalimantan Barat.
“Dengan merawat kerukunan dan menjaga lingkungan merupakan titik temu antara Ekologi dan Kebhinnekaan ini menjadi semangat misi berdakwah di tengah-tengah perubahan iklim,” timpalnya menekankan.
Sementara itu, Penggiat Sahabat Eco Bhinneka, Florensia Dasilva Nince menyebut workshop ini untuk menambah wawasan tentang pentingnya kerukunan beragama baik di lingkungan masyarakat terkhusus di lingkunga sekolah.
“Kegiatan ini, kata Nince sapaannya, adalah langkah strategis yang coba diramu oleh Ecobhineka Muhammadiya Kalbar, dengan mempertemukan sekolah-sekolah yang berada di Kota Pontinak dalam rangka menyusun kerukunan di lingkungan sekolah serta menjaga alam,” ujarnya.
Diketahui, kegiatan tersebut melibatkan peserta berlatar belakang Kepala Sekolah, dan Guru mulai dari Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K/MA) se-Kota Pontianak, serta peserta lainnya dari berbagai komunitas.
Diisi dengan dua sesi diskusi panel, adapun tema diskusi panel pertama bertemakan “Kerukunan” menghadirkan empat panelis yaitu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Pontianak, Drs. H. Abdul Syukur, S.K., Kabid Pembinaan Tenaga Pendidik dan Pendidikan Dinas Kependidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak , H. Jejen Rukmana. M,Pd., Kabid Rehabilitasi dan Pemberdayaan Masyarakat (RPM) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, Setiyo Haryani, S.Hut, M.Env., Manager Regional Eco Bhinneka Kalimantan Barat, Oktavia Shinta Aryani M.Pd., dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Barat, Dr. Syamsul Hidayat, MA sebagai fasilitator. Dan Diskusi Panel kedua bertemakan “Lingkungan” menghadirkan tiga panelis yaitu Staf Pengajar Universitas Katolik St. Agustinus Hippo Pontianak, Aleksius A. Binawan, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Pemuda Agama Konghucu Indonesia, Kalimantan Barat, Leo Chandra, S.H., Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Kalimantan Barat, Pdt. Paulus Ajong, M. Th., dan Consultant Eco Bhinneka Muhammadiyah, Ahsan Hamidi sebagai fasilitator.