SENI  

Swarnaloka dan Galleryamidi Hadirkan Pameran Seni Media Asia Tenggara–Korea di 2025 World Heritage Festival

Gochang, Korea Selatan – Delapan seniman dari Asia Tenggara dan Korea Selatan akan memamerkan karya seni media dalam “A Global Gaze from Gochang”. Sebagai bagian dari 2025 World Heritage Festival di Museum Dolmen Gochang, 2-22 Oktober 2025.

Pameran kolaboratif antara Swarnaloka (Asia Tenggara) dan Galleryamidi (Korea Selatan) ini akan ditampilkan di media wall lantai 1 dan Dolmen Media Garden, Museum Dolmen Gochang, Korea Selatan. Bahkan setelah periode festival berakhir, instalasi akan tetap dipamerkan sebagai koleksi jangka panjang.

Kurator dari Swarnaloka, Digi Arafah menjelaskan konsep pameran yang mengangkat dua simbol penting warisan Gochang.

“Dengan judul ‘A Global Gaze from Gochang’, pameran ini mengeksplorasi bagaimana alam dan budaya manusia terhubung lintas waktu melalui ingatan kuno dan tantangan ekologis masa kini,” kata Digi.

Inspirasinya berasal dari dolmen dan tidal flats, yang merupakan elemen unik dari Gochang, sebagai situs alam warisan dunia UNESCO. Dolmen sendiri adalah kuburan batu dari zaman prasejarah, sementara tidal flats adalah dataran pantai berlumpur yang dibentuk oleh pasang surut air laut.

Kombinasi kontras tersebut menginspirasi para seniman untuk menyatukan pemahaman bersama lintas budaya.

“Kami ingin menciptakan karya seni media yang mencerminkan kisah lokal dan pengalaman global bersama,” lanjut Digi.

Ia menambahkan bahwa pameran mempertemukan seniman pendatang baru dan mapan dari kawasan Asia Tenggara. Mereka, di antaranya MXC Creative Studio dari Vietnam, Keboyotan dari Malaysia, dan Lee Yoon Su dari tuan rumah Korea Selatan.

Sedangkan dari Indonesia, ada The Fox-The Folks (seniman multimedia asal Bandung), Khaery Chandra (motion designer asal Jawa Tengah), Fearmos (tim video mapping asal Surabaya), Rainerius Raka & Adani Zata (seniman desain grafis dan motion design), serta Malik I (Seniman 3D asal Bandung).

Masing-masing akan menerapkan berbagai medium seni media. Mulai dari animasi, motion graphic, video mapping, hingga instalasi interaktif untuk merespons tema Dolmen dan Tidal Flats.

“Melalui karya visual dan berbasis suara, para seniman ini menceritakan kisah tentang Korea, juga menghubungkannya dengan lanskap dan tradisi dari daerah mereka sendiri, seperti hutan bakau, mitos leluhur, dan lingkungan Asia Tenggara yang terus berubah,” seperti dijelaskan dalam pernyataan kuratorial.

Kolaborasi Lintas Negara

Swarnaloka merupakan kolektif seni yang berfokus pada media art dan pertukaran budaya kreatif Asia Tenggara. Sedangkan GalleryAmidi adalah kolektif seni kontemporer Korea Selatan dengan pengalaman aktif selama tujuh tahun.

Bagi Swarnaloka, proyek ini menjadi kesempatan emas untuk menghubungkan seniman Asia Tenggara dengan audiens global melalui pengalaman digital dan imersif. Sementara Galleryamidi melihat kolaborasi ini sebagai manifestasi pertumbuhan berkelanjutan sebagai jaringan kreatif yang menumbuhkan solidaritas di antara para seniman melalui kolaborasi lintas disiplin.

“Dengan mempertemukan seniman pendatang baru dan mapan, pameran ini menyoroti beragam interpretasi dari kawasan Asia Tenggara. Setiap karya menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, Korea dan Asia Tenggara, alam dan imajinasi,” tambah Digi Arafah.

Pameran “A Global Gaze from Gochang” merupakan bagian dari 2025 World Heritage Festival yang diselenggarakan di Gochang, Korea Selatan. Festival tahunan tersebut digelar untuk mengapresiasi nilai-nilai Situs Warisan Dunia UNESCO, mulai dari situs budaya maupun alam, dan seringkali menampilkan berbagai aspek budaya, tradisi, kuliner, hingga kesenian lokal.

Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui website resmi festival dan media sosial Swarnaloka (@swarnaloka.journey) serta Galleryamidi (@gallery_amidi).

Media Contact:
• Swarnaloka: @swarnaloka.journey
• Galleryamidi: @gallery_amidi
• Website Festival: https://blog.naver.com/gochangkh/224014421004

Bagikan Berita